Program Studi Matematika Jurusan Sains ITERA melaksanakan kegiatan Studium Generale pertama di tahun 2023 pada Jumat, 17 Maret. Kegiatan ini mengangkat tema “Understanding the Mathematics Behind Block Chain and Cryptocurrencies Technology” yang diselenggarakan secara daring dan diikuti oleh dosen, mahasiswa dan umum. Narasumber dari kegiatan ini adalah Dr. Rieske Hadianti yang merupakan peneliti senior Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB.
Dr. Ikah N. P. Permanasari selaku Ketua Jurusan Sains ITERA membuka acara sembari memperkenalkan kegiatan Studium Generale yang merupakan kegiatan rutin dan wajib diikuti oleh mahasiswa khususnya di Jurusan Sains ITERA.
“Kita kehadiran narasumber yang luar biasa, beliau tergabung ke dalam pusat riset P2MS dengan beberapa projek. Salah satu yang menarik adalah terkait dengan lebah trigona (red: penerapan teknologi block chain),” ungkap Dr. Ikah.
Beliau juga menambahkan bahwa matematika merupakan sebuah tools yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah apa saja di lingkungan kita.
Tema Studium Generale mengenai penerapan matematika pada teknologi block chain diangkat dengan berlatarbelakang pada perkembangannya yang makin pesat dengan kemungkinan penerapan yang semakin tak terbatas. Salah satu contoh penggunaan teknologi blockchain adalah mata uang kripto Bitcoin. Bitcoin yang merupakan aset (produk) digital memungkinkan penggunanya bertransaksi tanpa melibatkan perantara sebagaimana mudahnya melakukan transfer data. Hal ini merupakan kebalikan dari konsep uang tradisional yang perlu diawasi oleh bank pusat baik peredaran maupun transaksinya.
Teknologi block chain memungkinkan kebutuhan akan kendali atau pantauan terpusat sehingga penggunanya dapat bertransaksi secara langsung satu sama lain. Menurut Dr. Rieske, hal ini dapat terjadi karena block chain merupakan trustless technology yakni semua orang harus curiga kepada semua orang, yang mana proses pencatatan dan pemvalidasian (smart contract) dilakukan terdistribusi oleh masing-masing orang. bukan terpusat.
“Yang paling menarik dari teknologi block chain, fasilitas bagi kita untuk membuat aplikasi-aplikasi dan smart contract ketika ingin bertransaksi menjadi sangat mudah dan sangat murah,” ungkap Dr. Rieske.
Dr. Rieske menerangkan bahwa konsep matematika dalam teknologi block chain adalah hash table dan kriptografi. Dengan kedua konsep tersebut informasi atau daftar transaksi dapat terjamin kesahihannya dan terenskripsi dengan baik. Salah satu penerapan block chain adalah mata uang kripto bitcoin. Dalam bitcoin, dikenal proses “mining” yakni untuk “mendapatkan” bitcoin baru. Proses ini menurut Dr. Rieske merupakan proses penyelesaian masalah matematis terkait fungsi hash untuk memvalidasi blok-blok transaksi dengan menggunakan kekuatan komputasi yang tinggi.
Dengan teknologi block chain, salah satu yang dikembangkan oleh narasumber adalah membangun sistem informasi TraceBee yakni sistem pemantauan rantai pasok madu dan propolis lebah trigona. Sistem informasi ini membantu komunitas peternak lebah trigona di Provinsi Jawa Barat. Narasumber bersama tim P2MS menawarkan solusi berbasis block chain untuk bisa menelusur setiap produk sehingga dapat terjamin keasliannya.
-
Tags: