Sabtu, 30 Maret 2024, Program Studi Farmasi Fakultas Sains Institut Teknologi Sumatera menggelar acara Studium Generale yang dihadiri oleh 358 peserta dari Itera, dan 13 peserta dari instasi luar Itera. Studium Generale ini menghadirkan pemateri yang berkompeten pada bidangnya yaitu apt. Zaqy Saputra, S.Farm., M. Farm, Ind Candidate sebagai QC Manager di PT. BrightGene Biomedical Indonesia. Melalui platform online Zoom Clouds Meeting, acara tersebut mengusung tema yang menggugah, “Pengalaman Kerja di Industri Farmasi: Dari Bahan Baku Hingga Produk Jadi”.

Kehadiran peserta dari berbagai kalangan ini menjadi bukti betapa pentingnya wawasan dalam dunia farmasi, sebuah industri yang sangat vital dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kegiatan ini, yang merupakan bagian dari mata kuliah wajib farmasi, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi mahasiswa, khususnya terkait proses produksi obat dari bahan baku hingga menjadi produk jadi.

Acara dibuka dengan hangat oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Sains Itera, Dr. Sri Efrinita Irwan, M.Si,. Dalam sambutannya, beliau tidak hanya mengapresiasi tingginya antusiasme peserta, tetapi juga menekankan pentingnya pemahaman akan proses produksi obat bagi semua kalangan, mengingat setiap orang pasti pernah merasakan sakit dan mengonsumsi obat.

apt. Zaqy Saputra, S.Farm., M. Farm, Ind Candidate, yang menjabat sebagai QC Manager (QC Responsible Pharmacist) pada PT. BrightGene Biomedical Indonesia, memberikan inspiratif tentang perjalanan karirnya yang penuh pencapaian. Dalam paparannya, beliau mengungkapkan bagaimana kesadaran akan potensi diri dan ketekunan dalam mengasah keterampilan telah membantunya meraih posisi terhormat saat ini. Sejak masa kuliah, apt. Zaqy Saputra, S.Farm., M. Farm, Ind Candidate telah aktif dalam magang di berbagai bidang, mulai dari Quality Control di PT Merck, Human Resources di Dinas Kesehatan, hingga farmasi di Kimia Farma. Perjalanan karirnya yang bertahap membawanya dari Divisi Raw Material hingga menjadi Supervisor dan kini menjabat sebagai Manager QC di PT. BrightGene Biomedical Indonesia.

Dalam sambutannya, beliau menyoroti pentingnya pemanfaatan sumber daya alam Indonesia sebagai peluang bagi industri farmasi. Bahkan, beliau menekankan potensi pengembangan bahan baku seperti amilum, karbon aktif, dan gula yang melimpah di Indonesia. Pabrik gula terbesar di Lampung menjadi salah satu contoh yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bahan baku farmasi. Selain itu, dalam pengembangan obat, pentingnya peran packaging juga disoroti. Packaging tidak hanya mempengaruhi kuantitas dan kualitas obat, tetapi juga mencerminkan kestabilan bahan. Diskusi antara berbagai bidang seperti Desain Komunikasi Visual (DKV), Farmasi, dan Marketing menjadi kunci dalam pemilihan packaging yang tepat.

Pada sesi tanya jawab, beragam pertanyaan diajukan mulai dari tips berkarir hingga strategi menjaga pasokan bahan baku saat krisis seperti pandemi COVID-19 kemarin. apt. Zaqy Saputra, S.Farm., M. Farm, Ind Candidate mengakhiri paparannya dengan pesan inspiratif, mengajak para mahasiswa untuk mengenali dan mengembangkan potensi diri serta terus belajar. Ia juga menekankan bahwa lulusan farmasi memiliki peluang besar untuk berkembang di industri farmasi, menegaskan pentingnya kolaborasi antarbidang ilmu.

Sebagai penutup acara, moderator, apt. Annisa Maulidia Rahayyu, M.S.Farm, menyampaikan harapannya agar mahasiswa Farmasi Itera terus termotivasi untuk mengembangkan obat baru dengan memperhatikan pentingnya packaging dalam menjaga kestabilan obat. Program Studium Generale ini juga diapresiasi oleh berbagai pihak di luar Itera, menunjukkan antusiasme dan dukungan yang luas terhadap pengembangan ilmu farmasi.

Jurnalis: Dewi Damayanti Abdul Karim