Program Studi Farmasi Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menggelar acara Studium Generale (SG) yang dilaksanakan secara luring pada Aula Gedung Kuliah Umum (GKU 2) ITERA, hari Sabtu, 2 November 2024 dengan tema kali ini yaitu “Perkembangan Sediaan Kosmetik Herbal dan Hasil Fermentasi di Indonesia” yang diikuti secara seksama dengan peserta sejumlah 240 orang. Acara merupakan bagian dari mata kuliah yang diikuti setiap semesternya.
Acara ini dibuka oleh sambutan dari Dr. apt. Syaikhul Aziz., S.Far. M.Si selaku Koordinator Program Studi Farmasi ITERA sekaligus mewakili Dekan Fakultas Sains ITERA yang berhalangan hadir. Dr. apt. Syaikhul Aziz., S.Far. M.Si menyampaikan bahwa pentingnya mempelajari bahan baku herbal baik berupa herbal maupun hasil fermentasi dalam bentuk kosmetik, serta menghimbau baik mahasiswa/i Farmasi ITERA dan juga peserta acara yang hadir agar dapat memperhatikan dengan seksama dan mempelajari materi secara mendalam kepada Dr. apt. Sasanti Tarini Darijanto sebagai narasumber acara hari ini.
Setelah sambutan oleh Dr. apt. Syaikhul Aziz., S.Far. M.Si selaku Koordinator Program Studi Farmasi ITERA selesai, dilanjutkan dengan sesi materi yang dipandu oleh Dewi Damayanti Abdul Karim sebagai moderator dan Dr. apt. Sasanti Tarini Darijanto selaku narasumber. Materi yang disampaikan oleh ibu Dr.apt. Sasanti Tarini Darijanto yaitu bagaimana perubahan cuaca, musim, kelembapan suatu wilayah sebagai beberapa faktor yang mempengaruhi tipe kulit orang. Pada orang-orang yang mendiami negara di wilayah Asia/daerah tropis biasanya menggunakan kosmetik yang berfungsi untuk memutihkan kulit, dikarenakan seringnya paparan sinar matahari pada wilayah tersebut dan pada orang yang mendiami negara subtropis biasanya menggunakan kosmetik yang berfungsi untuk anti-aging karena wilayahnya memiliki 4 musim cuaca.
Dr. apt. Sasanti Tarini Darijanto juga menyampaikan bahwa formulasi kosmetik yang paling sering digunakan adalah skincare, biasanya skincare digunakan sebagai langkah preventif dan protektif yang dapat dilakukan pada kulit, sebagai contoh sunscreen, moisturizer, dll. Daya tarik skincare pada zaman sekarang yang diminati oleh kalangan muda adalah menggunakan bahan-bahan alami yang dibuktikan dengan jurnal (Barwa N., 2024) sebesar 40,2%. Salah satu molekul yang dapat dibuat untuk formulasi kosmetik adalah niosome.
Niosome dalam penerapan pada formulasi kosmetik bahan herbal digunakan sebagai proteksi terhadap antioksidan dan efek preventif terhadap radikal bebas, niosome salah satunya diterapkan pada jurnal “Formulasi dan Stabilitas Kosmetik Niosome Emulgel dari Ekstraksi Kayu Manis”. Pada bahan baku fermentasi herbal digunakan sebagai bahan aktif booster yang dapat digunakan sebagai antioksidan, contoh dari bahan baku fermentasi herbal yang sering dijumpai pada skin care adalah probiotik.
Probiotik dalam penggunaan skincare memiliki banyak manfaat, seperti agen moisturizing (spesifik pada tipe kulit kering) dan antiaging. Bahan baku herbal fermentasi lain yang sering diaplikasikan pada pembuatan skincare seperti Alginat, Asam Hialuronat (HA), Kitin, dan Kitosan. Pada akhir materi, Dr. apt. Sasanti Tarini Darijanto menyampaikan bahwa mutu produk yang akan dibuat ditentukan dari bahan baku awal lalu ke proses produksi, setelah bahan tersebut di produksi, akan terjadi pengawasan mutu produk, bangunan, peralatan yang dipakai dan personalia (orang yang terlibat dalam proses produksi kosmetik). Serta dalam pembuatan produk kosmetik Indonesia harus melihat dan menerapkan CKB dan CPKB serta mengevaluasi hasilnya agar menjadi nilai tambah dalam produk.
Cantik tidak harus putih, yang penting bersih dan cerah. Kita harus bangga memiliki kulit kuning langsat dan sawo matang tanpa produk, tapi mendapatkan secara alam.
Sasanti, 2024
Pada akhir acara, dilakukan sesi tanya jawab, sesi ini dilakukan secara aktif, terlihat pada peserta yang antusias akan materi yang disampaikan dan rasa ingin tahu yang dalam untuk menanyakan beberapa pertanyaan kepada narasumber.
Harapannya, dengan adanya studium generale program studi farmasi dengan tema pengembangan bahan herbal dan fermentasi sebagai bahan baku kosmetik ini dapat menjadi Langkah awal kolaborasi antar bidang farmasi dan bidang sains lainnya untuk mengeksplorasi dan mengembangkan bahan alam baik dari herbal maupun produk fermentasi untuk kosmetik sehingga memperkaya pengalaman dan pengetahuan tentang betapa bervariasinya bahan baku kosmetik. (rilis/humas farmasi)









