Program Studi Farmasi Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera (Itera) sukses menyelenggarakan diskusi kelompok terpumpun dengan topik “Pendampingan Denah Gedung Objective Structured Clinical Examination (OSCE)” pada Sabtu, 3 Mei 2025. Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini menghadirkan narasumber utama Prof. Apt. Satibi, M.Si., Wakil Ketua Bidang Penunjang Akademik Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) dan Dr. Apt. Lannie Hadisoewignyo, M.Si., perwakilan Panitia Nasional Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI). Kegiatan ini bertujuan untuk persiapan terkait rencana pembangunan OSCE Center di lingkungan Program Studi Farmasi Itera yang sesuai dengan standar, sebagai fasilitas Uji Kompetensi mahasiswa Prodi Profesi Apoteker.
Forum Grup Diskusi ini turut dihadiri oleh dosen Program Studi Farmasi Itera, tim pengembang sarana dan prasarana OSCE Center dan Plh. Dekan Fakultas Sains Itera, Apt. Dirga, S.Farm., M.Sc., yang juga secara resmi membuka acara. Dalam sambutannya, Apt. Dirga, S.Farm., M.Sc., menyampaikan pentingnya kesiapan sarana dan prasarana sebagai fondasi utama dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi Apoteker Indonesia yang kredibel.
Koordinator Program Studi Farmasi, Dr. apt. Atika Dalili Akhmad, S.Farm., M.Sc., turut menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Itera untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dan profesionalisme lulusan apoteker.
Pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh Apt. Annisa Maulidia Rahayyu, S.Farm., M.S.Farm., selaku perwakilan tim Kriteria Sarana dan Prasarana, menjelaskan progres penyusunan layout gedung OSCE Center yang telah mengacu pada Panduan Penyelenggaraan UKMPPAI dan telah dikonsultasikan dengan tim Prodi Arsitektur Itera. Di antaranya, OSCE Center dirancang memiliki 10 station dengan ukuran 3×4 meter, dua ruang kandidat yang terpisah secara strategis, serta alur pergerakan yang efisien untuk mencegah interaksi antar kandidat dalam sesi berbeda.
Diskusi teknis yang dipimpin Prof. Apt. Satibi, M.Si., dan Dr. Apt. Lannie Hadisoewignyo, M.Si., menyoroti sejumlah aspek penting dalam desain gedung OSCE. Prof. Satibi menekankan pentingnya memperlebar koridor antar station untuk menjamin kelancaran pergerakan kandidat. Prof. Satibi juga menyarankan agar ruang penguji siaga ditempatkan di dalam OSCE Center untuk efisiensi waktu. Sedangkan Dr. Lannie menekankan pentingnya penempatan ruang kandidat yang tidak berdekatan dengan area OSCE dan penguji, serta fleksibilitas penggunaan gedung lain selama memenuhi kriteria akses tertutup dan perlindungan dari cuaca.
Terkait sumber daya manusia, Program Studi Farmasi Itera telah memiliki 35 dosen, dengan 33 diantaranya merupakan apoteker dan semuanya telah bergelar magister. Sebanyak dua orang dosen telah mengikuti pelatihan calon Koordinator OSCE (KOC), dan kebutuhan penguji pada sesi OSCE telah disesuaikan dengan jumlah kandidat dan pelaksanaan sesi pagi dan siang.
Dalam sesi tanya jawab, peserta Diskusi Kelompok Terpumpun juga menanyakan sejumlah aspek teknis seperti ketebalan dinding, pelaporan hasil perbaikan layout, dan pengisian borang. Prof. Satibi menyampaikan bahwa layout yang telah direvisi nantinya tetap perlu dilaporkan kembali ke APTFI, dan dokumen pelengkap seperti bukti konsultasi juga diperbolehkan untuk dicantumkan dalam borang akreditasi.
Diskusi Kelompok Terpumpun ini menjadi langkah awal yang signifikan bagi Program Studi Farmasi Itera dalam mempersiapkan sarana dan prasarana menuju pelaksanaan Uji Kompetensi Apoteker yang bermutu dan terpercaya, sekaligus memperkuat posisi Itera sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul dalam bidang farmasi.
(rilis-humas-fakultas sains)