Program Studi Biologi ITERA selanggarakan Studium General yang mengangkat tema peran biologi dalam ketahanan dan kedaulatan pangan masa depan. Acara yang diadakan 4 Maret 2023 tersebut digelar secara daring dan melalui kanal youtube prodi Biologi Itera.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidangnya, yaitu Widya Putra, M.Sc. (CEO PT Jamur Yasa – Meatless Kingdom) dan Nugraheni Vita Rahma, S.P., M.Si. (Crop Breeding Manager PT East-West Seed Indonesia). Narasumber tersebut berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai bagaimana ilmu biologi dapat membantu menciptakan ketahanan dan kedaulatan pangan di masa depan.
Topik yang dibahas dalam seminar ini antara lain adalah penggunaan bioteknologi dalam produksi pangan, pengaruh perubahan iklim terhadap ketahanan pangan, dan inovasi teknologi dalam pengembangan pangan. Selain itu, dibahas pula peran masyarakat dalam menciptakan ketahanan pangan dan bagaimana pemerintah dapat mendukung upaya tersebut.
Seminar ini berhasil menarik animo banyak peserta yang dibuktikan dengan bertahannya sekitar 250-an audiens hingga akhir acara. Adapun peserta seminar, selain diikuti oleh mahasiswa ITERA sendiri SG ini juga diikuti oleh 18 universitas dan 1 instansi yaitu:
- 1. UM Pare pare
- 2.UM Jember
- 3.Univ Islam As-Syafi’iyah
- 4.UIN Walisongo Semarang
- 5.Unila
- 6.UIN Alaudin Makassar
- 7.Poltekkes Kesuma Bangsa
- 8.UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
- 9. Univ Jambi
- 10. Unesa
- 11. UPN Veteran
- 12. Univ Internasional Batam
- 13. Univ Gunung Leuser
- 14. Univ Malahayati
- 15. Univ Sembilanbelas November Kolaka
- 16. Univ Abdurachman Saleh Situbondo
- 17. Siloam
- 18. Univ Pertahanan RI
Seminar Peran Biologi dalam Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Masa Depan diharapkan dapat menjadi ajang diskusi dan pertukaran ide mengenai bagaimana ilmu biologi dapat membantu menciptakan ketahanan dan kedaulatan pangan di masa depan, misalnya dengan aplikasi persilangan mendelian untuk mendapatkan varietas-varietas unggul benih lokal di Indonesia yang tahan kekeringan akibat perubahan iklim yang kian tidak menentu. Lebih jauh, inovasi pengembangan pangan seperti protein alternatif juga dapat memanfaatkan aplikasi ilmu-ilmu mikrobiologi maupun bioteknologi.