Program Studi Sains Aktuaria ITERA mengadakan kegiatan Studium Generale Series 7 (SG Series 7) dengan mengangkat topik “Kajian Pengembangan Profesi Aktuaris di Indonesia” yang disampaikan oleh Rina Adiastuti, M.Si. Rina Adiastuti, M.Si merupakan analis keuangan dari Pusat Pengembangan Profesi Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari kamis (13/04) secara daring melalui zoom meeting. SG Series 7 dihadiri oleh Sekretaris Jurusan Sains, Dr. Sri Efrinita Irwan, M,Si., Koordinator Program Studi Sains Aktuaria, Dwi Mahrani, S.Si.,M.Si., para Dosen Program Studi Sains Aktuaria ITERA, serta 200 orang peserta lainnya yang merupakan mahasiswa ITERA. Hal ini disebabkan atas minimnya jumlah aktuaris di Indonesia mengakibatkan profesi aktuaris sangat dicari-cari oleh banyak perusahaan maupun instansi pemerintahan.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Sekretaris Jurusan Sains, “Minimnya profesi aktuaris dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa Sains Aktuaria, menjadi peluang bagi Program Studi Sains Aktuaria dalam memperoleh pekerjaan. Materi dapat diikuti dengan sebaik-baiknya, karena akan sangat bermanfaat untuk menjadi Aktuaris kedepannya. Informasi dapat digali dari narasumber sehingga mahasiswa tidak bingung lagi menjadi apa kedepannya”, ucap Sri Efrinita. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Koordinator Program Studi Sains Aktuaria dengan mengingatkan kepada peserta terkait lulusan aktuaria selain jadi aktuaris mau mejadi apa? Kegiatan ini dimanfaatkan dengan baik dan diharapkan mahasiswa termotivasi untuk mengikuti ujian profesi aktuaris.

Rina menyampaikan bahwa Aktuaris adalah seorang profesional bisnis yang menganalisis konsekuensi finansial dari risiko. Profesi Aktuaris bekerja menggunakan pendekatan scientific, menggunakan matematika, statistika, dan financial theory untuk mengumpulkan dan menganalisa data, mengidentifikasi kemungkinan dari suatu kejadian, memperkirakan biaya dari risiko suatu kejadian, serta membuat perkiraan berdasarkan data dan fakta. Di Indonesia, jumlah Aktuaris masih sangat sedikit yang mengakibatkan profesi Aktuaris di Indonesia sangat dicari-cari oleh banyak perusahaan. Saat ini, Indonesia hanya memiliki sekitar 51% Aktuaris dari jumlah kebutuhan Aktuaris di Indonesia.  Selanjutnya, Rina menjelaskan pula terkait peluang kerja sebagai seorang aktuaris. “Seorang Aktuaris yang telah mendapat gelar FSAI (Fellow of the Society of Actuaries of Indonesia) ataupun Aktuaris Publik, bisa bekerja sebagai penanggungjawab hasil laporan jasa aktuaria, dan seorang aktuaris yang baru mencapai gelar ASAI (Associate of the Society of Actuaries of Indonesia) atau disebut sebagai Ajun Aktuaris, dapat bekerja sebagai tenaga kerja aktuaria. Sedangkan, Aktuaris Certified Non-life Analyst (CNLA) merupakan tenaga aktuaria khusus di perusahaan asuransi umum” lanjut Rina. Kemudian, sesi materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab serta kuis terkait materi yang telah disampaikan dan diikuti oleh peserta. Kegiatan SG ditutup dengan pesan “mari manfaatkan kesempatan sejak sekarang dan siap untuk menghadapi masa depan. Sampai jumpa di Kemenkeu”, tutup Rina.