Sebanyak 300 partisipan antusias mengikut Studium General Edisi Maret 2023 yang diadakan oleh Program Studi Farmasi Institut Teknologi Sumatera.

Studium General merupakan mata kuliah wajib ITERA yang berisi seminar / webinar dengan topik yang banyak diperbicangkan belakangan ini, Mengingat meningkatnya pemanfaatan bahan alam sebagai kandidat obat, maka pada Studium General Farmasi edisi Maret ini, mengusung tema “Peluang dan Tantangan Pengembangan Bahan Alam sebagai Sediaan Farmasi”.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Koordinator Program Studi Farmasi Dr. apt. Syaikhul Aziz, S.Far., M.Si sekaligus memberikan sambutan. Melalui sambutannya, Dr. apt. Syaikhul Aziz, S.Far., M.Si berharap agar Prodi Farmasi tetap semangat dalam membagi ilmu dan juga memberikan kebermanfaatan melalui program-program yang berkualitas salah satunya adalah melalui Studium General ini. Terlebih, tema yang diusung pada Edisi Maret ini adalah tema yang sangat menarik di mana saat ini konsep back to  nature telah banyak dikampanyekan oleh sebagian besar orang dan itu diterapkan dalam pembuatan sediaan farmasi.

Tujuan dari adanya webinar ini adalah untuk memberikan pengetahuan serta wawasan baru kepada peserta baik yang berasal dari keilmuan farmasi ataupun yang bukan, tentang bagaimana posisi bahan alam dalam pemanfaatanya sebagai sediaan farmasi.

Pemateri pada webinar ini adalah apt. Joko Kawiyanto, MM yang merupakan  Operasional Manager PT. Industri Jamu Borobudur. Dalam materinya, Bapak Joko menyampaikan mengenai bahan apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai obat dari sebuah tanaman. Di mana sumbernya sendiri bisa dari tumbuhan yang sudah diekstrak ataupun masih berupa simplisia. Beliau juga menambahkan bahwa PT. Industri Jamu Borobudur sendiri banyak menggunakan simplisia kering karena produk yang dikeluarkan seringkali adalah sediaan kapsul. Sedangkan simplisia basah biasanya digunakan untuk produk minuman.

Pak Joko juga menambahkan bahwa saat ini, pemerintah sedang mencanangkan Formularium Fitofarmaka dari tumbuhan yang sudah diketahui khasiat dan efek farmakologinya, seperti contoh Daun Seledri yang memiliki aktivitas yang baik sebagai antihipertensi. Pemerintah juga sudah menyiapkan sarana yang mungkin dibutuhkan oleh industri atau peneliti yang akan mengembangkan Fitofarmaka.

“Generasi penerus harus dapat melihat peluang dan menggerakkan peluang tersebut kea rah Fitofarmaka.”Joko Kawiyanto, 2023.

Sebagai pelengkap materi dari Pak Joko, Studium General ini juga mengundang Bapak Dr. apt. Saleh Wikarsa, M.Si., DEA sebagai narasumber kedua yang membahas mengenai tantangan apa saja yang mungkin muncul saat menggunakan bahan alam dalam pembuatan bahan baku sediaan farmasi khususnya sediaan solid seperti kapsul, suppo, dan juga tablet. Sediaan Suppositoria sendiri sebenarnya banyak digunakan di eropa pada usia anak-anak dan lansia, tetapi memang masih menjadi tantangan di Indonesia karena perbedaan suhu yang berpengaruh pada titik leleh pembentuk suppositoria.

Bahan-bahan alam mungkin ada beberapa yang perlu dimodifikasi. Contohnya seperti amilum yang setelah dilakukann modifikasi maka hasilnya adalah adanya peningkatan kemampuan amilum sebagai pengikat, penghancur, dan sejenisnya. Selain melihat dari aspek fisika dan kimianya, senyawa bahan alam juga harus tetap dikaji secara Farmakologi sehingga menghasilkan hasil penelitian yang terstruktur, tertulis, dan dapat dibaca oleh khalayak.Tetapi, harus juga melihat kondisi pasar. Semakin melimpah suatu bahan alam tersebut, maka semakin rendah harga yang bisa kita berikan kepada pengguna produk, tentunya ini adalah hal baik.

“Intinya adalah pahami dahulu karakteristik dari bahan alam yang ingin dikembangkan sebagai obat. Kita harus mengkaji sifat fisika dan kimianya dan tentunya setiap dari senyawa bahan alam memiliki karakter yang berbeda-beda.” Saleh Wikarsa, 2023

Peserta sangat antusias dalam mengikuti webinar dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada kedua pembicara. Dan karena hal tersebut, semakin menantang Program Studi Farmasi ITERA dalam merencakan program-program berkualitas lainnya. Harapannya, kegiatan pagi tadi memberikan banyak wawasan kepada semua peserta agar bisa memahami mengapa masih sangat minim ketertarikan masyarakat akan penggunaan obat herbal dan minimnya penelitian terkait bahan alam. Sebagai penutup, Program Studi Farmasi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang berpartisipasi pada webinar kali ini, utamanya untuk narasumber yang sudah memberikan banyak insight baru.